Wednesday, April 8, 2015

Evolusi Kolonialisme

Pada era-kolonialisme, asia menjadi salah satu bagian dari sasaran negara-negara barat untuk memperluas wilayah dan pengaruhnya. Era ini memberikan pembelajaran pada masyarakat jajahan di dunia ketiga bahwa setiap manusia memiliki derajatnya masing-masing. Si kaya memiliki derajat yang lebih dari si miskin. Si tuan adalah pemilik si budak. Orang-orang birokrat wajib dihormati oleh rakyatnya. Era ini menunjukan bahwa manusia bukanlah manusia.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman, muncul berbagai pemikiran-pemikiran baru yang memecahkan keadaan itu semua. Islamisme dan Marxisme meruntuhkan pemikiran-pemikiran feodal ini dari masyarakat. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya bagaimana menjadi manusia yang dapat menghargai manusia lainnya. Rasulullah berusaha membebaskan perbudakan dari kekangan kaum-kaum Quraisy. Selain itu, Rasulullah juga memecahkan kebuntuan mengenai kebebasan beragama. Piagam madinah mengajarkan kepada masa depan bahwa Rasulullah menghormati keberagaman agama di Madinah. Rasulullah menjamin hak-hak umat non-muslim dalam beribadah dan berpolitik di madinah. Begitu pula Marxisme, berawal dari padangan Karl Marx terhadap penindasan kaum buruh. Marxisme memberikan gambaran bahwa manusia pada zaman itu memiliki kelas-kelas yang berbeda. Pandangan inilah yang menjadi awal pergerakan kaum buruh di Eropa. Berdasarkan pandangan-pandangan ini negara-negara asia mulai melahirkan pemikir-pemikir lokal yang menjadi sosok pergerakan di negaranya masing-masing.

Kekalahan Blok Timur dari Blok Barat, membuat dunia membentuk era kolonial yang bertransformasi di dalam versi baru. Era-kolonial yang berpusat pada kekuatan militer berubah nama menjadi Era-Kapitalis yang berpusat pada kekuatan finansial. Berbeda nama, berbeda bentuk dan berbeda cara namun embrionya tetap sama. Fatamorgana pengakuan hak-hak setiap manusia menjadi kekuatan yang menipu masyarakat modern untuk menumpukan kekayaan pribadi. Kebebasan hak melupakan sisi kemanusia di dalam diri manusia. Tanpa ada batasan, manusia berubah menjadi hewan pekerja yang mengejar sisi-sisi duniawi walaupun harus menyengsarakan manusia lainnya. Manusia kembali menjadi masyarakat kuno yang melupakan cara memanusiakan dirinya sendiri.

No comments:

Post a Comment